Terima Kasih Allah...
Assalamualaikum sahabat...
buat yang bergelar sahabat....
Sekerat akar mampu ku
hulur padamu
Di saat dikau terkapai dan kelemasan
Di arus hidup yang tinggal sejengkal cuma
Katamu kau tak bisa berenang ke sana
Engkaulah teman tanpa sangsi dan curiga
Setelah aku mendengar lirih ratapmu
Harumnya sekuntum melati di embunan pagi
sewaktu kita melewati sebidang tagged
persahabatan
Tersasar aku di dalam mentafsir
Aksara jujur dan ketelusan
yang terpamir di wajahmu
Terlalu naif untuk ku fahami
metafora puisi dusta dan pesonafikasi
Sukarnya untuk aku membuktikan
kebenaran yang berpihak padaku
kerana peluang langsung tiada padaku
Sedarlah aku erti senyumanmu
Ada dendam yang tidak pernah padam
Pada lirik matamu ada pedang tajam yang merejam
Terima kasih atas pengalaman itu
Mengajar aku kembali mengenal diri
Terpaksa lagi menyusuri jalan-jalan sepi
Masih bisakah ku temui sekuntum melati
mewangi yang tidak berduri
Di saat dikau terkapai dan kelemasan
Di arus hidup yang tinggal sejengkal cuma
Katamu kau tak bisa berenang ke sana
Engkaulah teman tanpa sangsi dan curiga
Setelah aku mendengar lirih ratapmu
Harumnya sekuntum melati di embunan pagi
sewaktu kita melewati sebidang tagged
persahabatan
Tersasar aku di dalam mentafsir
Aksara jujur dan ketelusan
yang terpamir di wajahmu
Terlalu naif untuk ku fahami
metafora puisi dusta dan pesonafikasi
Sukarnya untuk aku membuktikan
kebenaran yang berpihak padaku
kerana peluang langsung tiada padaku
Sedarlah aku erti senyumanmu
Ada dendam yang tidak pernah padam
Pada lirik matamu ada pedang tajam yang merejam
Terima kasih atas pengalaman itu
Mengajar aku kembali mengenal diri
Terpaksa lagi menyusuri jalan-jalan sepi
Masih bisakah ku temui sekuntum melati
mewangi yang tidak berduri
No comments:
Post a Comment